PERCOBAAN
: X
I.
Judul
Praktikum :
Reproduksi
II.
Tanggal
Praktikum :
28 Desember 2015
III.
Tujuan
Praktikum :
Untuk mengetahui berbagai cara perkembang
biakan
secara tidak kawin pada berbagai
tumbuhan
dan hewan
IV.
Dasar
Teori :
Reproduksi
merupakan salah satu ciri makhluk hidup, disamping di ciri-ciri lain seperti
respirasi, ekskresi, pencernaan dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara umum
bereproduksi (berkembangbiak) ada dengan dua cara yaitu secara generatif dan
vegetatif. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan merupakan cara reproduksi atau
perbanyakan diri tanpa melewati proses peleburan dua gamet. Reproduksi
vegetatif ini dapat terjadi secara alami dan buatan.[39]
Reproduksi
generatif (sexsual/kawin) pada tumbuhan di butuhkan dua sel kelamin (gamet)
yang berbeda jenis dimana terdapat perbedaan morfologi seperti sel telur (ovum)
dan sel kelamin jantan (sperma). Perbedaan ini mencakup jumlah dan ukuran,
seperti spermatozoa, jumlah lebih banyak dan ukurannya lebih kecil dibandingkan
dengan sel telur (ovum). Pada tumbuhan biji (spermatophita) pembiakan seksual
di lakukan dengan biji sebagai hasil pembuahan sel telur oleh spermatozoida.
Pembuahan sel telur di dahului oleh
peristiwa penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi dengan serbuk sari dari bunga
yang sama atau dengan serbuk sari dari bunga yang lain.[40]
Reproduksi
vegetatif secara alami pada hewan, terdapat beberapa cara, seperti membelah
diri : perkembangbiakan dengan membelah diri umumnya (Jberlangsung pada hewan
tingkat rendah, bersel satu atau protozoa, contohnya amoeba serta paramecium.
Pembelahan diri biner bila berlangsung pembelahan individu jadi 2 individu
baru, serta disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora).
Bila pembelahan individu jadi banyak individu, umpamanya : plasmanium.
Partenogenesis terjadi pada komodo agar bisa melahirkan tanpa ada sel sperma
dan dengan cara frgmentasi seperti pada hydra,bintang laut.[41]
Reproduksi
secara seksual (generatif) pada hewan harus mempunyai sistem yang menghasilkan
gamet dari satu jenis kelamin ke gamet dengan jenis kelamin lain yang berbeda.
Sistem reproduksi tersebut sangat beraneka ragam. Sistem yang paling sederhana
bahkan sama sekali tidak mempunyai gonad yang jelas, yaitu organ yang
menghasilkan gamet pada sebagian besar hewan.[42]
V.
Alat
dan Bahan :
a. Alat :
b.
Bahan :
1.
Rhizoma kunyit (Curcuma domestica)
2. Pegagan
(Centella asiatica)
3. Cocor
bebek (Bryophillum sp.)
4. Wartel
(Daucus carota)
5. Kentang
(Salanum tuberosum)
6. Teki
(Cyperus rotundus)
7. Alang-alang
(Imperata cylindrica)
8. Bawang
merah (Allium cepa)
9. Tebu
(Saccarum officinaraum)
10. Bambu
(Bambusa sp.)
11. Jahe
(Zingeber officinale)
12. Bunga
karang
13. Fungi
VI.
Cara
Kerja :
1. Diamati
sistem reproduksi pada tumbuhan
2. Digambarkan
dan diberikan keterangan didalam laporan
VII. Hasil Pengamatan
Gambar
: Wortel (Daucus carota)
|
Keterangan
|
|
1.
Daun
2.
Batang
3.
Bulu bulu
akar
|
Gambar : Kentang (Solanum tuberosum)
|
Keterangan
|
|
1.
Nodus
(tempat tumbuh individu baru)
|
Gambar
: Bawang merah (Allium cepa L.)
|
Keterangan
|
|
1. Akar
2. Pelepah daun
3. Batang
|
Gambar : Pegagan (Centella asiatica)
|
Keterangan
|
|
1. Daun
2. Tangkai daun
3. Akar
4. Stolon
5. Nodus
|
Gambar
: Teki (Cyperus rotundus)
|
Keterangan
|
|
1.
Akar
2.
Daun
3.
Bunga
4.
Batanng
|
Gambar
:Alang-alang
(Imperrata cylindrica)
|
Keterangan
|
|
1. Akar
2. Daun
3. Bunga
4. Geragih
|
Gambar
: Cocorbebek (Bryophillum sp.)
|
Keterangan
|
|
1.
Tangkai
daun
2.
Pertulangan
daun
3.
Ujung
daun
4.
Tunas
adfentip
5.
Tepi daun
|
Gambar
:
Tebu (Saccarum officinaraum)
|
Keterangan
|
|
1. Nodus
2. Akar yang dari nodus
3. Tunas baru
|
Gambar : Jahe (Zingeber
officinale)
|
Keterangan
|
|
1. Nodus
2. Internodus
3. Individu baru
|
Gambar
: kunyit (Curcuma
domestika)
|
Keterangan
|
|
1. Nodus
2. Internodus
3. Individu baru
|
Gambar : Bambu (Bambusa sp.)
|
Keterangan
|
|
1. Nodus
2. Internodus
3. Akar
4. Tunas baru
|
Gambar : Bunga karang
|
Keterangan
|
|
1. Tunas
|
Gambar
: Jamur (Fungi)
|
Keterangan
|
|
1. Spora
2. Tutup jamur
|
VIII.
Pembahasan :
Berdasarkan
hasil praktikum, reproduksi adalah melangsungkan atau mempertahankan keturunan
individu baru. Secara umum reproduksi (berkembangbiakan) ada dengan dua cara,
yaitu generatif dan vegetatif. Reproduksi vegetatig (aseksual) merupakan cara
reproduksi tanpa melewati proses peleburan dua gamet. Reproduksi pada tumbuhan
dapat terjadi secara alami dan buatan.
Reproduksi
vegetatif alami merupakan cara perbanyakan diri yang dilakukan tumbuhan tanpa
melibatkan bantuan manusia. Seperti pada jamur (fungi) yang bereproduksi dengan
dua cara yaitu vegetatif melalui spora dan dengan cara kawin (generatif).
Tumbuhan jahe (Zingeber officinale) dan
kunyit (Curcuma domestica) yang
bereproduksi dengan vegetatif alami melalui rhizoma ( rimpang, akar tinggal)
yang tumbuh individu baru di batang (nodus). Perbedaan antara jahe dan kunyit
terletak pada nodus, jahe nodusnya sangat rapat dan kunyit nodusnya
terpisah-pisah sehingga dapat di hitung jumlah nodusnya.
Daun
pegagan (Centella asiatica)
bereproduksi dengan stolon yaitu batangnya yang menjalar diatas permukaan
tanah, sedangkan daun alang-alang (Imperata
cylindrica) dan rumpur teki (cyperus
rotundus) bereproduksi dengan geragih yaitu batangnya menjalar di bawah
permukaan tanah. Tumbuhan tebu (Saccarum
officinaraum), bambu (Bambusa sp.)
dan cocor bebek (Bryophillum sp.)
sama-sama bereproduksi pada tunas. Tebu dan bambu reproduksinya melalui tunas
yang tumbuh pada batang (nodus) untuk membentuk individu baru.
Cocor
bebek (Bryophillum sp.) alat
reproduksinya terdapat ditepi daun atau sering disebut dengan tunas ekfentip,
karena tunas tumbuh selain pada batang dan ada juga tumbuhan yang bereproduksi
dengan tunas yang terdapat di akar seperti pohon cemara dan pohon sukun. Umbi
merupakan alat reproduksi pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan. Umbi di bagi tiga, yaitu umbi akar, umbi batang
dan umbi lapis.
Tumbuhan
yang bereproduksi dengan umbi akar contohya wortel (Daucus carota). Kentang (Solanum
tuberosum) merupakan tumbuhan yang bereproduksi secara umbi batang yang
tumbuh di dalam tanah dan banyak mengandung cadangan makanan. Sedangkan pada
umbi lapis batangnya berukuran pendek yang di kelilingi oleh berlapis-lapis
daun.
Tumbuhan
umbi lapis tumbuh ke arah samping dari bagian induk, yang dinamakan dengan
siung. Jika siung dipisahkan dari induknya akan membentuk tunas dan tumbuh
menjadi tumbuhan baru, contohnya bawang merah (Allium cepa). Bunga karang bereproduksi secara bertunas termasuk
dalam golongan hewan coleonterata (hewan berongga).
Reproduksi
vegetatif buatan merupakan cara perbanyakan diri tumbuhan yang sengaja di
lakukan oleh manusia, seperti pecangkokkan, menempel, menyetek, dan kultur
jaringan. Reproduksi generatif (seksual/kawin) adalah cara reproduksi tumbuhan
yang melibatkan proses peleburan gamet jantan dan betina. Reproduksi ini
terjadi pada tumbuhan berbiji (spermathophyta) baik berbiji terbuka maupun
tertutup. Pembiakannya di lakukan dengan biji sebagai hasi pembuahan sel telur
yang didahului oleh peristiwa penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi dengan
serbuk sari dari bunga yang sama atau dari bunga yang lain, baik melalui faktor
angin atau angin.
IX.
Kesimpulan :
1. Reproduksi
merupakan salah satu proses untuk meneruskan dan mempertahankan kelangsungan
makhluk hidup.
2. Reproduksi
vegetatif adalah cara reproduksi tanpa melewati proses peleburan dua gamet.
Reproduksi vegetatif ada dua, yatiu secara alami dan buatan.
3. Reproduksi
vegetatif secara alami seperti tumbuhan kunyit (Curcuma domestika) dan jahe (Zingeber
officinale) yang bereproduksi dengan rhizoma.
4. Reproduksi
vegetatif buatan seperti pecangkokan, menyambung dan kultur jaringan.
5. Reproduksi
generatif terjadi pada tumbuhan berbiji (spermatophyta) yamg di lakukan oleh
sel telur melalui penyerbukan.
[39]Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi ,(Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen, 2009),h. 14
[40]Dwidjosoputro,
Jiang, dkk. 2008. Sexsual Reproduction In
higher Plants: Festilization and the Initiation of Zygotic Program, Vol.50.
No. 7,2012, h. 45
[41]Achmad,
Trihanggono. 2008. Satu abad Kultul sel
dan jaringan , Jurnal Perkembangan Teknologi dan Implementasinya,
(online).Vol. 40. No.3. Diakses tanggal 31 Februari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar